KABARUNIEX.COM – Beberapa ahli dan analisis geopolitik menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi menjadi salah satu negara teraman jika terjadi Perang Dunia III. Ada beberapa alasan utama yang mendukung pandangan ini:
-
Kebijakan Luar Negeri Bebas dan Aktif:
- Sejak kemerdekaan, Indonesia menganut prinsip politik luar negeri “bebas dan aktif” yang digagas oleh Presiden Soekarno. Prinsip ini menekankan sikap netralitas dan tidak memihak blok kekuatan mana pun.
- Indonesia menolak untuk terikat dalam aliansi militer yang dapat menyeretnya ke dalam konflik global, dan selalu menyerukan perdamaian dunia. Hal ini membuat Indonesia dipandang sebagai negara netral dan mengurangi risiko menjadi sasaran langsung dalam konflik berskala besar.
- Indonesia juga aktif dalam diplomasi dan mediasi konflik, serta menjadi bagian dari Gerakan Non-Blok, yang semakin memperkuat posisinya sebagai negara yang tidak ingin terlibat dalam perang.
-
Keuntungan Geografis:
- Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia diuntungkan oleh penghalang alami yang menyulitkan kekuatan asing untuk melancarkan invasi militer skala besar.
- Letaknya yang relatif jauh dari zona konflik utama dunia juga memperkecil kemungkinan Indonesia menjadi sasaran langsung dalam konflik berskala global.
-
Kekayaan Sumber Daya Alam:
- Indonesia kaya akan sumber daya alam, termasuk lahan subur dan air tawar yang melimpah. Kemandirian ini sangat penting selama konflik global, memastikan bahwa Indonesia dapat mempertahankan kehidupan penduduknya bahkan ketika rantai pasokan internasional terganggu. Ini juga mengurangi ketergantungan pada impor pangan dan sumber daya vital lainnya.
-
Ketahanan Budaya dan Sosial:
- Indonesia memiliki populasi yang sangat beragam, terdiri dari berbagai kelompok etnis, agama, dan budaya. Meskipun ada tantangan internal, keragaman ini juga menumbuhkan rasa persatuan dan ketahanan yang kuat di antara masyarakat dalam menghadapi krisis.
-
Fokus Pertahanan Nasional:
- Militer Indonesia, meskipun kuat di kawasan, lebih difokuskan pada keamanan dalam negeri dan pertahanan wilayah daripada ekspansi agresif. Hal ini mengurangi risiko provokasi yang dapat memicu ketegangan internasional. Pemerintah juga terus berupaya meningkatkan kapasitas pertahanan dan keamanan siber.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa dalam dunia yang saling terhubung, tidak ada negara yang sepenuhnya kebal terhadap dampak perang besar. Gangguan rantai pasokan global, inflasi tinggi, dan penurunan nilai mata uang tetap akan menjadi tantangan signifikan bagi Indonesia jika Perang Dunia III meletus. Namun, faktor-faktor di atas memberikan Indonesia posisi yang relatif lebih aman dibandingkan banyak negara lain.