Menu

Mode Gelap
Semarak Kemerdekaan, 1.000 Bendera Merah Putih Berkibar di Jalanan Pesawaran Kadin Lampung Ungkap Peluang Strategis Pasca Misi Dagang Jatim-Lampung 2025 Himpunan Majelis Taklim (HTM) Gelar Pengajian Rutin, Ajak Umat Bangun Karakter Mulia Kejari dan Forkopimda Pesawaran Perkuat Sinergi dalam Rakor Tim PAKEM Antisipasi Penyimpangan Aliran Kepercayaan dan Radikalisme Bupati Pesawaran Perintahkan Langkah Cepat dan Terkoordinasi Tangani Sejumlah Bencana Alam Kebakaran Melanda Rumah Warga di Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan, Pesawaran

Ekonomi

Mengapa Banyak Orang Minang Tidak Makan Kulit Ayam? Ini Penjelasannya

badge-check


					Mengapa Banyak Orang Minang Tidak Makan Kulit Ayam? Ini Penjelasannya Perbesar

Sumatera Barat — (kabaruniex.com) Di tengah kelezatan masakan Minang yang mendunia seperti rendang dan gulai, ada satu kebiasaan unik yang sering membuat orang luar bertanya-tanya: mengapa sebagian besar orang Minang tidak makan kulit ayam?

 

Kebiasaan ini bukan tanpa alasan. Menurut adat dan pemahaman budaya yang diwariskan secara turun-temurun, orang Minang dikenal sangat menjunjung tinggi nilai kesopanan, kesederhanaan, dan pengendalian diri, termasuk dalam hal makanan.

 

Dalam pandangan sebagian masyarakat Minang, kulit ayam dianggap bagian yang “lezat tapi tidak berfaedah”. Kulit ayam yang berlemak sering diidentikkan dengan kemewahan atau kenikmatan berlebih, yang tidak sejalan dengan nilai adat yang menekankan kesahajaan dan menjaga diri dari hawa nafsu berlebihan, terutama dalam konsumsi makanan.

 

Tokoh adat Minangkabau, Buya Syahrul, dalam salah satu pengajian adat di Padang menjelaskan, “Orang tua kami dulu bilang, makan itu untuk hidup, bukan hidup untuk makan. Kulit ayam itu enak, tapi kalau semua yang enak kita makan tanpa batas, hati bisa jadi lemah menahan nafsu.”

 

Selain itu, ada pula pengaruh dari pendidikan agama yang kuat di tanah Minang. Banyak keluarga yang sejak kecil menanamkan prinsip menghindari makanan yang dianggap mendorong kerakusan atau berlebih-lebihan. Kulit ayam, dalam hal ini, sering dikategorikan seperti itu — bukan karena haram, tapi karena dianggap kurang mendidik untuk pengendalian diri.

 

Namun, perlu dicatat bahwa tidak semua orang Minang sepenuhnya meninggalkan kulit ayam. Di kota-kota besar, terutama generasi muda, kini sudah mulai mengonsumsi kulit ayam seperti masyarakat lainnya. Bahkan ada warung Minang modern yang menyediakan menu kulit ayam goreng krispi sebagai lauk tambahan.

 

Meski begitu, kebiasaan ini tetap menjadi ciri khas yang memperlihatkan betapa eratnya nilai budaya dan agama dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau, termasuk dalam hal yang sederhana seperti memilih bagian ayam yang dimakan.

 

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Semarak Kemerdekaan, 1.000 Bendera Merah Putih Berkibar di Jalanan Pesawaran

11 Agustus 2025 - 16:13 WIB

Kadin Lampung Ungkap Peluang Strategis Pasca Misi Dagang Jatim-Lampung 2025

8 Agustus 2025 - 18:42 WIB

Himpunan Majelis Taklim (HTM) Gelar Pengajian Rutin, Ajak Umat Bangun Karakter Mulia

4 Agustus 2025 - 18:09 WIB

Kejari dan Forkopimda Pesawaran Perkuat Sinergi dalam Rakor Tim PAKEM Antisipasi Penyimpangan Aliran Kepercayaan dan Radikalisme

31 Juli 2025 - 18:05 WIB

Bupati Pesawaran Perintahkan Langkah Cepat dan Terkoordinasi Tangani Sejumlah Bencana Alam

31 Juli 2025 - 12:47 WIB

Trending di Daerah